Natural History Museum di London adalah salah satu museum ilmu alam paling terkenal di dunia. Terletak di kawasan South Kensington, museum ini menampung lebih dari 80 juta spesimen dari berbagai cabang ilmu alam seperti zoologi, botani, mineralogi, dan paleontologi. Arsitekturnya yang indah dan koleksi ilmiahnya yang luar biasa menjadikannya tujuan wisata edukatif sekaligus tempat belajar yang menyenangkan bagi semua usia.
Sejarah Berdirinya Natural History Museum
Dari Bagian British Museum Hingga Menjadi Mandiri
Natural History Museum awalnya merupakan bagian dari British Museum. Koleksi ilmiahnya berasal dari Sir Hans Sloane, yang mewariskan koleksi besar spesimen alam pada abad ke-18. Seiring waktu, koleksi ini tumbuh pesat hingga memerlukan tempat tersendiri. Pada tahun 1881, museum ini resmi dibuka sebagai institusi mandiri, meskipun secara hukum tetap menjadi bagian dari British Museum hingga tahun 1963.
Arsitektur Bergaya Romanesque yang Ikonik
Gedung utama museum dirancang oleh arsitek Alfred Waterhouse dalam gaya Romanesque yang khas. Fasad bangunan yang megah dipenuhi detail dekoratif berupa ukiran hewan dan tumbuhan, menciptakan suasana alami bahkan sebelum pengunjung masuk ke dalam. Interiornya pun tak kalah memukau, dengan langit-langit tinggi dan ruang pameran yang luas.
Koleksi dan Zona Pameran
1. Zona Biru: Dunia Hewan
Zona ini menampilkan keanekaragaman kehidupan hewan, termasuk mamalia besar seperti paus dan gajah, serta galeri dinosaurus yang sangat populer. Salah satu atraksi utama adalah replika Tyrannosaurus rex animatronik yang sangat realistis dan menarik perhatian anak-anak maupun orang dewasa.
2. Zona Merah: Evolusi dan Bumi
Di zona ini, pengunjung dapat belajar tentang asal usul bumi, aktivitas geologi seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi, serta evolusi kehidupan. Simulasi gempa di “Kobe Earthquake Experience” menjadi salah satu atraksi paling mengesankan.
3. Crown Jewels Ilmiah: Spesimen Langka dan Bersejarah
Museum ini menyimpan beberapa spesimen yang sangat bersejarah, seperti fosil-fosil pertama yang digunakan untuk mengidentifikasi dinosaurus, dan spesimen yang dikumpulkan oleh ilmuwan legendaris Charles Darwin.
Kontribusi Ilmiah dan Edukasi
Natural History Museum bukan hanya tempat pameran, tetapi juga pusat penelitian ilmiah dunia. Ribuan ilmuwan menggunakan koleksinya untuk studi biodiversitas, perubahan iklim, dan konservasi. Museum ini juga aktif menyelenggarakan program edukasi, lokakarya, dan pameran temporer yang menarik bagi pelajar dan keluarga.